Terjemah
Kitab Tijanu al-Darori
TERJEMAH KITAB TIJANU
AL-DARORI
Oleh
Santri Putri SMK Nurul
Huda Sukaraja Kelas XI Tahun Pelajaran 2013/2014
Bismillahirrahmanirrahimi
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada kekasih Allah, Nabi Agung Muhammad
SAW.
Orang yang mengharapkan rahmat Allah Yang Maha Waspada serta Maha Melihat
yaitu: Ibrahim Al-Bajuri yang memiliki syarah (ringkasan) telah berkata:
Teman-taman saya meminta kepadaku, semoga Allah membaguskanku dan teman-teman
di dalam keadaan dan perilaku yang baik, agar saya menulis sebuah kitab yang
berisi tentang sifat wajib, sifat mustahi, dan sifat jaiz bagi Allah. Juga
sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz bagi rasul; maka saya memenuhinya
dan saya berkata: Dengan pertolongan Allah, wajib bagi setiap orang mukallaf
mengetahui sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz bagi Allah yaitu:
Sifat Wajib dan Mustahil
Allah
Wajib bagi Allah mempunyai
sifat Wujud yang berarti ada. Lawannya adalah ’adam, yang berarti tidak ada.
Dalilnya adalah adanya semua makhluk ciptaan Allah.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Qidam yang berarti terdahulu, maknanya
sesungguhnya tidak ada awalan bagi Allah. Lawannya adalah hudus yang berarti
baru. Dalilnya adalah jika Allah itu baru maka butuh pembaharu dan itu sangat
mustahil.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Baqa’ yang berarti kekal, maknanya
sesungguhnya tidak ada yang mengakhir Allah. Lawannya adalah fana’ yang berarti
rusak. Dalilnya adalah jika Allah itu rusak/fana maka pasti ada yang baru dan
sesungguhnya itu sangat mustahil.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Mukhalafatu Lilhawaditsi yang berarti
berbeda dengan makhluk-Nya dan lawannya adalah mumatsalatu lilhawaditsi yang
berarti sama dengan makhluk-Nya. Sesungguhnya tidak ada makhluk yang menyerupai
Allah, dan Allah itu tidak mempunyai tangan, mata, telinga, dan tidak mempunyai
sifat seperti makhluk dan tidak ada yang menyerupai-Nya. Dalilnya adalah
apabila Allah itu menyerupai makhluk-Nya maka pasti akan ada Allah yang baru
dan itu sangatlah mustahil.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Qiyamuhu Binafsihi, yang artinya
berdiri sendiri dan tidak membutuhkan suatu tempat dan penentu. Lawannya adalah
sifat Ihtiyaju Lighoirihi yang artinya membutuhkan pada yang lainnya. Dalilnya
adalah jika Allah membutuhkan tempat maka Allah merupakan sifat, dan Allah
sebagai sifat itu mustahil. Dan jika keberadaan Allah membutuhkan penentu, maka
Allah adalah sesuatu yang baru, dan itu mustahil.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Wahdaniyah, yang artinya esa atau
tunggal dalam dzat, sifat, dan perbuatan-Nya. Makna esa dalam dzat adalah
sesungguhnya Allah tidak tidak tersusun dari bagian-bagian yang banyak. Sesungguhnya
arti esa menurut sifat-Nya ialah bahwa sifat Allah tidak memiliki dua sifat
atau lebih seperti ada dua kekuasaan. Tidak ada sifat yang menyerupai sifat
Allah SWT. Arti esa dalam perbuatan Allah, yaitu tidak ada perbuatan seperti
perbuatan Allah. Allah berkuasa di dalam pekerjaan-Nya. Lawan sifat esa adalah
ta’addud yang artinya banyak. Dalilnya adalah apabila adanya Allah itu banyak
maka tidak ditemukan sesuatu dari makhluk di alam semesta ini.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Qudrat yang berarti berkuasa, yaitu
sifat terdahulu yang menetapkan dzat Allah yang mewujudkan dan meniadakan.
Lawannya adalah sifat ’Ajzun yang artinya lemah. Dalilnya sesungguhnya jika
Allah lemah, maka tidak akan ditemui sesuatupun dari makhluk-Nya.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Iradat yang artinya berkehendak, yaitu
sifat terdahulu yang menguatkan Dzat Allah yang menentukan keberadaan sesuatu
atau meniadakannya, atau dengan kaya miskin atau pandai bodoh. Lawannya adalah
karohah artinya terpaksa atau tidak berkehendak. Dalilnya adalah sesungguhnya
jika Allah terpaksa, maka Allah pasti lemah. Dan Allah yang lemah itu tidak
mungkin.
Dan wajib bagi Allah bersifat Ilmu yang berarti mengetahui yaitu sifat
terhadulu yang menguatkan Dzat Allah yang mengetahui semua perkara. Lawannya
adalah jahlun yang berarti bodoh. Dalilnya adalah sesungguhnya jika Allah
bodoh, maka tidak mungkin Allah berkehendak. Dan sangat mustahil Allah memiliki
sifat yang bodoh.
Dan wajib bagi Allah memiliki sifat Hayat yang berarti hidup, yaitu sifat
terdahulu yang menguatkan Dzat Allah yang membenarkan Allah memiliki sifat Ilmu
dan sifat lainnya. Lawannya adalah sifat Maut yang berati mati. Dalilnya adalah
sesungguhnya jika Allah mati, maka Allah bukan dzat yang berkuasa dan tidak
berkehendak, dan tidak memiliki pengetahuan. Dan itu mustahil.
Dan wajib bagi Allah memiliki sifat Sama’ yang artinya mendengar dan Bashor
yang artinya melihat, yaitu dua sifat terdahulu yang menguatkan Dzat Allah yang
dapat menyingkap perwujudan. Lawannya adalah Shomam yang berati tuli dan Umyun
yang berarti buta. Dalilnya adalah firman Allah: ”Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar dan Maha Melihat”.
Dan wajib bagi Allah memiliki sifat Kalam yang berarti berfirman yaitu sifat
dahulu yang menguatkan dzat Allah. Firman Allah tidak berbentuk huruf dan tidak
berbunyi. Lawannya adalah bukmum yang berarti bisu. Dalilnya adalah firman
Allah: ”Dan Allah telah berfirman kepada Musa secara langsung”.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Qodiran yang berarti Maha Berkuasa.
Lawannya adalah ’Ajizan yang berarti Maha Lemah. Dalilnya adalah dalil sifat Qudrat.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Muridan yang artinya Maha Berkehendak.
Lawannya adalah Karihan yang berarti Maha Terpaksa. Dalilnya adalah dalil sifat
iradat.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat ’Aliman yang berarti Maha Mengetahui.
Lawannya adalah Jahilan yang berarti Maha Bodoh. Dalilnya adalah dalil sifat
’Ilmu.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Hayyan yang berarti Maha Hidup.
Lawannya adalah Mayyitan yang berarti Maha Mati. Dalilnya adalah dalil sifat
Hayat.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Sami’an yang berarti Maha Mendengar
dan sifat Bashiran yang berarti Maha Melihat. Lawannya adalah sifat Ashomma
yang berarti Maha Tuli dan A’ma yang berarti Maha Buta. Dalilnya adalah dalil sifat Sama’ dan sifat Bashor.
Dan wajib bagi Allah mempunyai sifat Mutakaliman yang berarti Maha
Berfirman. Lawannya adalah Abkama yang berarti Maha Bisu. Dalilnya adalah dalil
sifat Kalam.
Sifat Jaiz Allah
Dan jaiz atau boleh bagi
Allah melakukan setiap perkara yang mungkin atau meninggalkannya. Dalilnya
sesungguhnya jika wajib bagi Allah melakukan sesuatu atau meninggalkannya, maka
jaiz menjadi wajib atau mustahil, dan hal itu tidak mungkin.
Sifat Wajib dan Mustahil
Rasul
Dan wajib dalam diri rasul
’alaihim solatu wasalam memiliki sifat Shiddik yang berarti benar. Lawannya
adalah Kidzib yang berarti bohong. Dalilnya adalah sesungguhnya jika para rasul
berbohong, maka pasti wahyu Allah itu bohong, dan itu mustahil.
Dan wajib dalam diri rosul sifat Amanah yang berarti terpercaya. Lawannya
sifat amanah adalah khianat. Dalilnya adalah
jika para rosul berkhianat dengan mengerjakan sesuatu yang diharamkan
atau dimakruhkan, maka kita semua diperintah dengan itu. Dan tidak benar kalau
kita diperintah dengan perkara yang diharamkan atau dimakruhkan.
Dan wajib bagi rosul memiliki sifat tabligh yang berarti menyampaikan wahyu yang perintahkan untuk disampaikan kepada manusia. Lawannya adalah Kitman
yang berarti menutupi atau menyembunyikan. Dalilnya adalah sesungguhnya jika
para rasul menyembunyikan wahyu yang diperintahkan untuk disampaikan, maka kita
diperintahkan untuk menyembunyikan ilmu, dan tidak sah bila kita diperintah
menyembunyikan ilmu, karena sesungguhnya orang yang menyembunyikan ilmu itu
dilaknat.
Dan wajib bagi rosul memiliki sifat Fathonah yang berarti cerdas. Lawannya
adalah baladah yang berarti bodoh. Dalilnya adalah jika rosul tidak cerdas,
maka para rasul tidak mampu menegakkan hujjah menghadapi lawan. Dan itu tidak
mungkin, karena Al-Qur’an menunjukkan banyak tempat bahwa para rasul menegakkan
hujjah terhadap lawan-lawannya.
Sifat Jaiz Rasul
Dan sifat jaiz bagi rosul
adalah al-A’rod al-Basyariyah yaitu memiliki sifat manusiawi yang tidak
mengurangi martabatnya yang mulia seperti sakit dan sejenisnya. Dalilnya adalah seperti yang terlihat sifat manusiawi pada diri rosul.
Penutup
Nasab Nabi Muhammad SAW
Wajib bagi seseorang
mengetahui nasab Nabi Muhammad SAW dari pihak ayah maupun pihak ibunya. Adapun
nasab dari ayahnya adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim
bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murroh bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin
Fihr bin Malik bin Nadlir bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin
Mudlor bin Nizar bin Mu’ad bin Adnan. Dan tidak ada nazab setelah Adnan hingga
Nabi Adam Alaihi Salam yang dikutip dari jalan yang benar.
Adapun nasab Nabi dari ibunya yaitu Muhammad bin Aminah binti Wahab bin
Abdu Manaf bin Zuhroh bin Kilab, maka nasab Aminah dan Nabi Muhammad SAW
bertemu pada eyangnya (Kilab).
Syafa’at Nabi Muhammad SAW
Dan dari sebagian perkara
yang wajib diketahui juga bahwa sesungguhnya Nabi mempunyai telaga/danau. Dan
sesungguhnya Nabi Muhammad SAW akan memberi syafa’at pada hari penghakiman yang
akan memisahkan manusia. Dan syafaat ini khusus bagi Nabi Muhammad SAW.
Nabi yang Wajib Diketahui
Dan dari sebagian perkara
yang wajib diketahui adalah para rosul yang disebutkan di dalam Al-Qur’an
secara terperinci. Dan yang selain tersebut, maka wajib untuk mengetahui secara
global. Dan sebagian ulama’ telah menadomkan nabi-nabi yang wajib diketahui
secara terperinci, sebagian ulama’ berkata:
Wajib bagi setiap mukallaf mengenal nabi-nabi secara terperinci yang telah
diketahui dalam hujjah kita ada 18 dan sisanya ada 7, yaitu:
Nabi Idris,
Nabi Hud,
Nabi Syu’aib,
Nabi Soleh, begitu juga
Nabi Dzulkifli, dan
Nabi Adam AS, yang diakhiri dengan
al-Muhtar Nabi Muhammad SAW.
Dan juga sebagian dari yang wajib diyakini yaitu bahwa sesungguhnya zaman
nabi adalah zaman yang paling baik, kemudian pada zaman setelah nabi, dan
kemudian zaman setelah zaman nabi, dan zaman sesudahnya lagi.
Anak-Anak Nabi Muhammad
SAW
Dan sebaiknya bagi seseorang untuk mengetahui
anak-anak Nabi Muhammad SAW. Anak-anak nabi menurut
riwayat yang sahih yaitu:
Al-Qosim,
Zainab,
Ruqayah,
Fatimah,
Umu Qulsum,
Abdullah yang dijuluki al-Thoyyib dan al-Thohir, dan
Ibrahim.
Dan semua itu adalah anak-anak
dari Siti Khadijah kecuali Ibrahim yang dilahirkan dari Maryatul Kiptiyah.
Adapun akhir dari tulisan ini yang Allah telah memberikan kemudahan,
keutamaan, dan kemuliaan, Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, sholawat
dan salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad, keluarganya, dan para
sahabatnya.
”Alhamdulillahirobbil
’alamin”
”MOHON KOREKSI TERHADAP
KEKELIRUAN KAMI
DALAM USAHA BELAJAR INI”
Santri Putri SMK Nurul
Huda Sukaraja Kelas XI Tahun Pelajaran 2013/2014:
(Anita Saputri, Aria
Ningsih, Desi Badriyah, Dewi Astuti, Dewi Lestari, Diana Pungky, Eti Sa’diyah,
Ika Purwantini, Istianingrum, Maryani, Mega Silviani, Mina Kusniati, Nur
Lailatul Qomariyah, Nurmas Qulatul Khoiriah, Nurul Aini, Reni Desvita Fajar
Sari, Riska Hilina, Siti Aslamiah, Siti Istiyanah, Siti Mutmainah, Siti Widia
Astuti, Sufiatul Masitoh, dan Wiwik Suryani).
Comments
Post a Comment